Sabtu, 07 Mei 2011

What Should I Do?

Hari ini, tepat dimana kami seharusnya menjalani Saturday night bersama, malah disappointed yang ada. Awalnya, aku berharap dapat membuatnya tersenyum dan tertawa. Namun, mengecewakan yang telah aku lakukan. Semua berawal dimana saat aku diam. Ternyata, tak selamanya diam itu emas. Diam, hanya membuat masalah baru bersama pikiran – pikiran negatif seseorang yang akan terlontarkan pada kita. Ketika dia berkata “Apa kamu sudah bosan sama aku?” Serasa petir menyambarku begitu saja. Aku heran, kenapa dia tak merasakannya selama ini. Bagaimana perasaanku yang amat besar padanya, sehingga membuatku seakan – akan tak mungkin bisa jauh darinya. Perasaanku yang sepenuhnya hanya kubrikan padanya. Mungkin aku salah, tapi aku percaya semua yang salah bisa menjadi benar, dengan adanya “Perubahan”. Terkadang, tanpa sadar, egoisme diri kita muncul begitu saja. Dimana kita merasa ingin dimengerti, tetapi kita belum tentu mengerti akan orang lain.
“Maaf, aku sudah kecewakan kamu mut. Marmutku sayang, maaf’in kelinci ya . .please :’)”
Hanya kata – kata itu yang bisa kuucap. Aku mencoba berusaha membuatnya kembali semangat. Sayangnya aku TERLAMBAT. Bodohnya, aku tak bisa kenali suasana. Walau aku sudah berusaha, tapi aku rasa semua ini percuma. Entahlah sampai kapan ini berlanjut. Aku tak mau semua ini terjadi, What should I do? Aku Cuma pengen dia tersenyum, bahagia bersamanya. Tapi apa daya, aku Cuma bisa kecewain dia. Padahal, aku benar – benar tak ingin semua ini terjadi. Aku sudah mencoba dan berusaha tuk  buat dia tak kecewa. Ini semua karena kebodohanku saja, yang tak mengerti suasana saat itu. Entah kenapa, saat ini aku juga belajar mencerna semua perkataanku sebelum aku katakan. Aku tak ingin masalah akibat kebodohanku ini terjadi kembali. Memang “LIFE IS NEVER FLAT” tapi aku juga pengen tak ada rasa kecewa dihatinya. Taukah kalian? Aku benar – benar taku saat dia kecewa. Sebab, seperti yang aku pelajari, bahwa kecewaan juga dapat sebagai akar kepahitan dalam hati seseorang. Akar kepahitan itupun bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dari itu, aku tak ingin dia terluka akibat rasa kecewa yang dia rasakan. Kecewa, benci, serta sulit memaafkan adalah beberapa anggota dari akar kepahitan ini. Aku sungguh tak ingin dia rasakan ini semua. Aku hanya ingin dia bahagia.

To : Marmut ku sayang.
Dear marmut,
Marmut, maaf’in ya . .
Aku dah berusaha buat kamu tersenyum, tapi semua yang aku lakukan terlambat. Aku minta maaf. Hanya maaf yang bisa aku ucap, kalau ada cara lain please bilang ke aku. What should I do? Maaf’in ea mut . .marmutku sayang . .maaf . .mwachh :*
Salam manis
                                                                                                                                                                  
        


Kelinci

Tidak ada komentar:

Posting Komentar